
KENDARIPOS.CO.ID — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,28 pada Agustus 2020.
Dari total 90 kota, 37 kota mengalami inflasi dan 53 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Meulaboh, Provinsi Aceh yakni sebesar 0,88 persen dengan IHK 107,53 dan inflasi terendah tercatat di Batam, Kediri, dan Kotamobagu, masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing 103,24, 104,51, dan 105,93.
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti mengatakan bahwa inflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,74 persen, kelompok pendidikan 1,43 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,39 persen, kelompok kesehatan 0,24 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,23 persen, serta kelompok transportasi 0,08 persen.
Kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,22 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,21 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,05 persen.
“Sedangkan kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan atau relatif stabil,” ujar Agnes Widiastuti, Selasa (1/9).
Dijelaskan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2020 antara lain jeruk nipis/limau, daun bawang, jagung muda/putren, emas perhiasan, daun kelor, daun kacang panjang muda, tepung beras, sirop, tissu, dan daun singkong. Sedangkan Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain gula pasir, saus tomat, ayam hidup, bawang putih, kerang, kentang, sawi hijau, ikan teri, cakalang diawetkan, dan bawang merah.
Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi pada Agustus 2020 yaitu
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,19 persen, kelompok pendidikan 0,07 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok transportasi, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok kesehatan masing-masing 0,01 persen.
Sementara, kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan deflasi antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,07 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,02 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga 0,01 persen. Sedangkan kelompok pakaian dan alas kaki dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak memberikan sumbangan atau relatif stabil.
“Tingkat inflasi tahun kalender tercatat
1,37 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2020 terhadap Agustus 2019) tercatat 1,59 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama Agustus 2019 tercatat -1,56 persen,” pungkas Agnes. (uli/b)
