
KENDARIPOS.CO.ID — Abu Hasan terus hadir meringankan beban rakyatnya di tengah pandemi Covid-19. Bupati Buton Utara (Butur) itu menggagas pemberian paket Sembako untuk para lanjut usia (Lansia), penyandang disabilitas, janda dan anak yatim di otoritanya. Ribuan paket Sembako telah disalurkan ke seluruh kecamatan. Ketua DPD PDI Perjuangan Sulawsi Tenggara itu mengungkapkan, pemberian ribuan paket Sembako untuk lansia, janda, penyandang disabilitas dan anak yatim merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak covid-19 di daerah berjuluk Lipu Tinadeakono Sara tersebut.

“2.000 paket Sembako itu telah tersalurkan. Semoga paket berisikan beras, minyak goreng, telur dan susu dapat meringankan beban mereka yang menerima tersebar di seluruh kecamatan,” ujar Abu Hasan, kemarin.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Butur itu mengungkapkan, pemberian bantuan dialokasikan dari anggaran penanganan Covid-19 jejaring sosial diakomodir Dinas Ketahanan Pangan. “Pemerintah Kabupaten serta seluruh lembaga non departemen, semua bergotong royong, menunjukkan kepekaannya, menunjukkan kepeduliannya komitmennya untuk berbagai membantu sesama meringankan beban sebagai sesama anak bangsa. Tidak terkecuali Pemkab Butur telah melakukan langkah-langkah secara masif secara terstruktur,” ujar Abu Hasan.

Butur-1 itu menegaskan, all out untuk memutuskan penyebaran Covid-19 tak hanya itu dampak yang disebabkan juga diantasipasi salah satunya penyaluran bantuan sembako kepala masyarakat yang membutuhkan. “Semua masyarakat harus taat dan patuh instruksi pemerintah. Juga harus terus bermunajat, semoga tangguh menghadapi bencana kesehatan, bencana pangan dan mudah-mudahan ini tidak berdampak panjang. Upaya pemulihan ekonomi, kesehatan dan pemulihan sosial terus dilakukan,” ujarnya.

Selain itu, Abu Hasan menjelaskan, semua yang terlibat dalam Tim Gugus Tugas Covid-19 harus menjalankan tugas totalitas. “Jangan melihat karena ada anggaran penanganannya, baru terpacu untuk bekerja tetapi ini perjuangan kemanusiaan dan semoga menjadi amal ibadah.
“Kita tidak tahu kapan wabah ini akan berakhir. Selain menunggu pengumuman secara nasional yang harus kita patuhi, tapi bagi kita akan terus mengikuti perkembangannya, baik perkembangan regional, nasional, maupun internasional,” tandasnya. (adv/had)


