
KENDARIPOS.CO.ID — Kabar gembira terkait rencana pengangkatan honorer K2 menjadi aparatur sipil negara (ASN) disambut datar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton. Selama wacana tersebut tidak diikuti dengan petunjuk teknis pengangkatan, maka itu dianggap sebagai berita penghibur saja. Sebab, wacana serupa sudah disuarakan pemerintah pusat sejak tahun 2014 lalu.
Sekretaris Kabupaten (Sekab) Buton, Zilfar Djafar, mengatakan pihaknya seolah sudah kebal dengan info-info pengangkatan K2 sebagai abdi negara. Karena itu pula pihaknya sudah jarang melakukan evaluasi terhadap kinerja K2 itu.
“Bagaimana kita mau tekan mereka, sementara tak jelas mau diangkat kapan. Kita pikir saja rasional, ada orang mau dijagai kerja setiap saat harus bagus, tidak boleh malas-malas. Pertanyaannya kita gaji mereka berapa,” katanya.
Jenderal ASN di Buton itu mengatakan, Ia pun tak tahu lagi berapa jumlah K2 yang masih aktif di lingkup Pemkab Buton. Dengan gaji seadanya Ia merasa malu harus berlaku tegas pada para pengabdi itu. “Kalau datanya tidak tahu lagi pastinya, mungkin masih ada ribuan. Tapi begitulah, malu kita kalau harus tekan mereka, gaji Rp 400 ribuan begitu, kasihan kan,” lanjut dia.
Bila pun benar soal pengangkatan itu, Zilfar tetap akan menyambut baik. Tetapi Ia masih menunggu kepastian dalam bentuk surat pengumuman resmi baik dari KemenPAN-RB maupun BKN. “Kalau betul, kita bersyukur. Sambil menunggu keputusan yang resmi, lebih baik K2 meningkatkan kualitas,” tambahnya.
Ia yakin, bila pengangkatannya bertahap seperti yang diberitakan maka tentu ada kategori prioritas. Selain usia dan masa kerja, kualitas kerja akan sangat menentukan. “Kenapa negara dari dulu tidak mengangkat mereka, karena pertimbangan kuantitas pegawai kita yang sudah banyak. Itu luar biasa beban gajinya. Makanya jadi pegawai itu, harus produktif,” pungkasnya. (b/lyn)
