KENDARIPOS.CO.ID — Kajian pembangunan Jembatan Buton-Muna terus digelar. Itu untuk meyakinkan pemerintah pusat untuk merealisasikan proyek Jembatan Baruta itu. Pembangunan jembatan itu akan menimbulkan efek multiplier terhadap masyarakat dari dua pulau itu.
Kepala Dinas Bina Marga Abdul Rahim menegaskan pembangunan Jembatan Baruta sangat penting buat Sultra yang merupakan daerah kepulauan dan daratan. “Kita ingin menyatukan Sultra dalam satu kesatuan dengan Jembatan Baruta. Dengan harapan dapat menigkatkan daya saing antara daerah,” paparnya.
Rahim mengungkapkan bahwa, mobilitas manusia, barang dan jasa antar pulau tersebut sangat tinggi. Selama ini hasil pertanian, perdagangan terhambat disalurkan akibat minimnya transportasi. Maka solusi terbaik itu adalah pembangunan Jembatan Baruta.

“Akhirnya itu disetujui dengan fisibility study (FS), spesifikasi panjang 850 meter, lebar 18,4 meter dengan anggaran Rp 1,4 triliun. Untuk tingginya sekitar 50 meter, sehingga kapal-kapal tetap bisa lalu lalang,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak ada kendala lagi terkait pendukung pembangunan jembatan tersebut. Terkait dengan pembebasan lahan sudah siap. “Sekarang Pemda Buton Tengah dan Baubau, menindaklanjuti program sebelumnya. Tahun 2020, kami akan segera melakukan penyusunan amdal,” pungkasnya.
