
KENDARIPOS.CO.ID — Mega proyek jalan pariwisata Kendari-Toronipa sudah berjalan sebulan pengerjaannya. Tampak di lokasi, alat-alat berat terus melakukan pematangan lahan. Gunung di potong, dan lembah curam ditimbun agar dua sisi jalan balance. Sementara itu, pemerintah kini mulai menyelesaikan proses pembebasan lahan masyarakat terdampak infrastruktur jalan ini.
Untuk itu, Pemprov Sultra mengumpulkan warga terdampak pembangunan jalan pariwisata itu, kemarin. Bertempat di kantor camat Soropia, Kabupaten Konawe seluruh instansi terkait dalam hal ini Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Dinas Perhubungan Sultra dan Kota Kendari duduk berhadapan dengan warga. Agendanya mengumumkan harga lahan warga sesuai dengan hitungan pemerintah.
“Harga yang kita tetapkan berbeda-beda, sesuai dengan topografinya. Kalau yang dipantai Rp 150 ribu permeter dan di sebelahnya Rp 90 ribu,” ungkap Abdul Rahim, Plt. Kadis SDA dan Bina Marga Sultra.
Diskusi sempat alot, karena sebagian masyarakat merasa akumulasi harga tanahnya tidak tergenapi sesuai luasan yang disosialisasikan sebelumnya.
