“Petani kita baru bisa panen tiga bulan sekali. Pertanyaan krusialnya, selama interval waktu 0-100 hari mereka mau makan apa ? Makanya kita berikan solusi melalui program seribu kolam supaya nutrisi dan pemenuhan pangan pangan keluarganya tetap terjaga. Program ini pun selaras dengan nawacita Presiden Joko Widodo mengenai pencegahan stunting di Indonesia,” ujar Gusli Topan Sabara saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Program seribu kolam sambungnya, akan mampu menggelorakan aspek kemandirian produksi ikan di Konawe. Bukan hanya itu, Pemda juga menggagas kemandirian sayur-sayuran. Makanya, Pemkab Konawe tahun ini sudah mulai membangun kawasan percontohan mandiri pangan di kelurahan Wawonggole, Unaaha. Harapannya, pemenuhan sayur bagi setiap keluarga yang ada di kabupaten Konawe bisa diproduksi dengan skala rumah tangga.
“Saya beri contoh kecil. Andaikan dalam sehari untuk makan, kepala keluarga (KK) yang ada di Konawe membeli sayur seharga Rp 5 ribu dan ikan sebesar Rp 10 ribu. Kalikan selama 365 hari. Kalikan lagi dengan 58.000 KK yang ada Konawe, hasilnya Rp 317 Miliar. Biaya konsumsi masyarakat sebanyak itulah yang ingin kita hemat. Sehingga, duit itu bisa dialihkan menjadi biaya pendidikan putra-putri masyarakat di kabupaten Konawe,” ungkapnya. (adi).
