
KENDARIPOS.CO.ID — Kota Baubau sebagai daerah eks Kesultanan Buton kaya akan warisan budaya. Dalam ucap dan tutur kata, masyarakat
Buton kental akan nilai-nilai budaya. Namun di tengah perkembangan teknologi dan modernisasi saat ini, dikhawatirkan nilai-nilai budaya
itu ikut tergerus. Era teknologi dan globalisasi saat ini dinilai akan memengaruhi kelestarian budaya. Pengaruh asing melalui kemajuan teknologi mengontaminasi karakter generasi muda. Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal berangsur dilupakan karena label kekinian. Makanya Pemkot Baubau dalam kepemimpinan AS Tamrin sebagai Wali Kota kembali mengangkat nilai-nilai budaya masyarakat Buton.
Dengan menggelorakan kembali falsafah Buton, popia-piara (saling memelihara), pomamasiaka (saling menyayangi), poangka-angkataka (saling mengangkat harkat), pomae-maeakan (saling menghargai) dan pobinci-binci kuli (toleransi) atau PO5. “PO5 itu mengandung nilai yang universal. Itu adalah falsafah rasa yang harus kita jaga dan tanamkan kepada generasi muda. Jadi bukan hal yang kita buat-buat apalagi sampai merubahnya,” kata AS Tamrin kepada Direktur Utama (Dirut) Kendari Pos, Irwan Zainuddin, Direktur Kendari Pos, La Ode Diada
Nebansi, Wadir, Biro Direksi dan manajemen Kendari Pos saat anjangsana di kediamannya, Senin (2/9) malam.
