KENDARIPOS.CO.ID — Meninggalnya Randi (21), salah satu mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo (UHO) asal Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna membawa duka mendalam bagi keluarga. Saat ini, rumah duka telah dipadati masyarakat setempat. Warga dan pihak keluarga histeris mendengar kabar Randi tewas mengenaskan setelah tertembak peluru.
Keluarga korban pun menyayangkan penggunaan peluru dalam pengamanan aksi demonstrasi yang menimbulkan korban jiwa tersebut. Keluarga menyatakan keberatan dan meminta jenazah Randi dilakukan otopsi.

Mewakili pihak Keluarga, Pj. Kepala Desa Lakarinta, La Ode Alfin, meminta pertanggung jawaban dari pihak manapun yang menyebabkan satu warganya meninggal dunia. Ia meminta otopsi dilakukan agar mengungkap penyebab tewasnya Randi, jenis peluru dan institusi pemilik peluru.
“Kami minta dilakukan autopsi. Pihak keluarga sepakat menyatakan keberatan dan meminta kasus itu diusut hingga tuntas,” jelasnya, kepada Kendari Pos.
Alfin belum mau berspekulasi asal peluru. Ia pun tidak ingin menyudutkan institusi mana pun. Hanya saja, penggunaan peluru dalam pengamanan tersebut merupakan sebuah pelanggaran berat. “Kami tidak menyebut pihak mana pun, hanya saja tindakan itu sangat biadab,” paparnya.
Randi merupakan anak dari pasangan La Sali dan Wa Nasrifa. Almarhum merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Saat kabar duka diterima, sang ayah yang merupakan seorang nelayan sedang menjaring ikan. “Ayahnya masih dilaut,” tutupnya. (ode)
