Pembangunan infrastruktur utama dan pendukung smelter ferronikel ini itargetkan tuntas Desember 2021, dengan total nilai investasi sebesar Rp14,5 triliun. Direktur Utama PT. Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwata mengatakan, pembangunan fisilitas pemurnian nikel ini menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace yang terdiri dari 4 tanur listrik jenis rectangular.
“Teknologi ini pertama di Indonesia. Di mana masing-masing berkapasitas 72 MVA, dengan total investasi sebesar Rp14,5 Triliun,” jelasnya.
Dalam pelaksanaan proyek ini, kata Derian, PT. Ceria menggandeng salah satu BUMN yakni PT. PP (Persero) untuk pembangunan gedung pabrik peleburan feronikel serta infrastruktur pendukung.
Selain itu lanjut dia, PT Ceria juga menggandeng ENFI salah satu BUMN asal China untuk rancangan rekayasa serta pemasangan peralatan utama pabrik peleburan feronikel. “Ini merupakan kerjasama pembangunan proyek smelter yang pertama di Indonesia antara perusahaan nasional, BUMN Indonesia dan BUMN China. Sedangkan kebutuhan listrik sebesar 350 MW untuk menunjang Smelter yang akan di bangun dipasok oleh PT PLN (Persero),” terangnya.
